Breaking News
Tunggu sebentar...
Kamis, 27 Februari 2014

Atasi Masalah Rumah Tangga Tanpa Teriakan

Atasi Masalah Rumah Tangga Tanpa Teriakan
Siapapun tentu sangat mendambakan memiliki sebuah keluarga apalagi keluarga yang diliputi dengan keharmonisan dan kebahagiaan di dalamnya. Walau demikian, yang namanya masalah dalam rumah tangga pasti akan muncul juga walau sudah semaksimal mungkin dihindari. Nah pada postingan kali ini kita akan sedikit mengulas tentang Bagaimana Mengatasi Masalah Rumah Tangga Tanpa Teriakan. Semoga dapat memberikan manfaat terkhusus bagi yang mempublikasikan. selamat membaca.

Pembahasan tentang mengatasi masalah rumah tangga ini kita mulai dengan sebuah cerita antar sepasang Suami Istri:

“Memang cuma kamu saja yang boleh berteriak, kalau aku yang berteriak kamu bilang aku berisik,“ ucap bu Anto membalas amarah suaminya dengan berteriak. Anak-anak pun lalu menutup telinga mereka. Pemandangan yang biasa terjadi dimana suami dan istri dirumah itu berteriak membuat anak-anaknya sampai berpikir, apakah ibu masih sayang pada ayah, apakah ayah mencintai ibu? lalu mengapa mereka berdua tidak bisa rukun.
Terkadang dimata anak-anak, masalah antara ayah dan ibu dipandang biasa-biasa saja. “Gak penting,“ menurut pikiran Anisa, anak sulung bu Anto yang duduk di kelas 3 SMU. “Aku mau ujian tapi ibu marah-marah melulu, kalau ayah marah, maka ibu juga balas marah, lalu kalau belum selesai marahnya pada ayah, maka marahnya diteruskan kepada anak-anaknya sehingga rumah jadi berisik, gimana mau bisa belajar…” keluh Anisa tentang suasana di rumahnya. Anisa pun lanjut menggerutu, adik-adikpun membesarkan suara televisi menonton bola Indonesia lawan Qatar, ditambah lagi suara ibu yang melengking, bentakan ayah yang menderu lalu kapan berhentinya dan tenangnya rumah ini.
Anisa pun akhirnya tidak sabar lagi maka dia pun berteriak ”adiikkk… kecilin dong tivinyaa.” Tidak lama kemudian teriakan Anisa dibalas dengan teriakan sang adik ”goalllll!!!!” padahal tidak goal juga. Hal ini membuat kakaknya Anisa marah, ibu juga marah dikarenakan ibu masih kesal pada ayah, dan ayah sudah masuk kamar tidur, maka kakak dan ibu serempak berteriak kuat dan keras, mengagetkan adik yang sedang asyik melihat langkah-langkah kaki menerjang bola di layar kaca, “Keciliiiiinnnn, tivinyaaa…!!!!!”kakak berteriak. “Matikan tv nyaaaaaa!!!!!” ibu berteriak kuat-kuat. Lalu adik dengan panik mematikan televisi dengan kesal dan marah, sambil masuk kamar dengan membanting pintu. Mendengar keributan itu, sang ayah keluar untuk melihat apa yang terajdi, “duhhh.. ributnya rumah ini,” ucap ayah. “Bisa gak kalian semua diam, ayah lelah, capek, baru pulang kerja..” bentak ayah keras-keras.
Subhanallah, semua masalah yang ada selalu diselesaikan semuanya dengan teriakan. Bila hal itu terjadi setiap malam, walaupun kalau siang agak reda dikarenakan rumah sepi tidak ada orang, anak-anak sibuk di sekolah, ayah di kantor dan ibu hanya sendiri di rumah, maka rumah seperti akan di didik dan terdidik dengan suara keras dan bentakan. Padahal Al Quran menyuruh kita untuk  merendahkan suara sesuai dengan Surat Lukman yang berbunyi;
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS: Luqman: 19)
Apakah kita harus menyelesaikan masalah dengan bentakan dan teriakan? Apakah rasa kesal harus diungkapkan dengan bentakan dan teriakan? Apakah kita ingin membangun dan membina rumah tangga dengan bentakan?
Ikhwah sekalian terutama Anda yang sudah menjadi seorang ayah atau ibu, mari kita memulainya dari diri kita sendiri untuk mengecilkan suara saat ada permasalahan yang sebearnya bisa kita atasi dengan diskusi yang lebih sehat. Pastilah kita sudah sangat paham bahwa anggota keluarga kita bukanlah orang yang tuli, semua pendengarannya bagus bukan? terlebih lagi jika rumah kita pun memiliki ukuran yang kecil, jadi mulailah dengan mengecilkan suara kita, niscaya anak-anak akan lebih tenang dan desakan untuk berteriak akan berkurang. Janganlah kita menciptakan aura berteriak di dalam keluarga. Marilah kita coba bersikap tenang dan bersuara pelan, insya Allah akan terbangun rumahtangga yang lebih tenang dan sakinah.
keluarga islami
Setiap perkara sebaiknya memang dapat didiskusikan dengan cara yang sesehat mungkin. Hal yang paling mendominasi terjadinya sebuah pertengkaran biasanya adalah sikap tidak saling percaya diantara personil rumah tangga. Oleh karen itu, sikap terbaik dalam menyikapi hal ini adalah dengan senantiasa berprasangka baik terlebih dahulu sebelum menghukumi. Jika telah terbukti, maka diskusikanlah dengan jalan yang baik.
Sebagian dikutip dari situs Eramuslim.com denga judul asli: 

Membina Rumah Tanpa Teriakan

Semoga bermanfaat.

Artikel Lainnya: Download Al Quran Gratis atau kepolisian-menangkap-child-pornography

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan sampaikan komentarnya dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung. InsyaAlloh akan dijawab jika pengelola Takrimul Quran Blog mengetahui perkaranya, sekiranya tidak memungkinkan, kita tidak diperkenankan untuk menjawab apa yang tidak kita ketahui.

Terimaksih telah berkunjung.

Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 Takrimul Quran Blog All Right Reserved